" Guru " Digugu dan Ditiru

 " Guru : Digugu dan Ditiru "


Zaman terus berkembang begitu pesatnya seolah menggenggam dunia, bahkan bisa saja pekerjaan yang dilakukan manusia akan tergantikan dengan teknologi. Masih ingat dengan kalimat ini "Profesi guru akan tergantikan oleh teknologi" kalimat ini sempat mencuat dimasa pandemi ini, dan menjadi perbincangan dikalangan guru dan organisasi keguruan. Memang profesi guru tidak akan bisa tergantikan oleh teknologi dan tidak ada robot secangih apapun yang bisa mengajar layaknya guru.

Tentang Guru

Guru merupakan pekerjaan tertua. Lebih dulu dibandingkan arsitek yang baru ada setelah manusia tidak lagi tinggal di gua. Atau, lebih juga dari insiyur metalurgi yang baru muncul pada masa manusia mengenal logam dan pengolahannya. Pekerjaan guru ada sejak manusia mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan.

Sepanjang sejarah dalam kehidupan manusia, guru selalu ada di tengah masyarakat. Ia mengajarkan berbagai ilmu dan pengetahuan untuk mempermudah manusia menjalankan kehidupannya. Dalam lintasan sejarah Indonesia pekerjaan guru ternyata berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Mulai dari zaman kerajaan Hindu-Budha, kesultanan Islam hingga masa Reformasi.

Ada banyak indikator untuk menempatkan guru sebagai sosok yang layak digugu dan ditiru. Tergantung cara pandang kita tentang guru. Namun, setidaknya kita dapat melihat guru dari dua indikator, yaitu kompetensi dan sikap. Seharusnya, guru dapat digugu karena kompetensinya. Guru dapat ditiru karena sikapnya.

Pada kenyataan ini, siapapun yang menjalankan profesi sebagai guru harus memiliki kepekaan terhadap berbagai realitas dan dinamika kehidupan. Guru tidak hanya dituntut agar mampu melakukan transformasi ilmu dan pengetahuan kepada siswa semata. Tapi guru juga harus memiliki tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk membangun karakter dan kemampuan literasi siswa.

Guru semakin memiliki peran sentral karena dianggap sebagai ujung tombak pencapaian tujuan pendidikan Nasional. Tujuan ini menjadi isyarat bahwa guru merupakan garda terdepan yang menentukan kualitas pendidikan nasional, tentu dengan segala masalah dan realitas yang dihadapinya.

Guru Digugu dan Ditiru

Kompetensi Seorang Guru

Sala satu hal yang menjadikan guru itu digugu adalah kompetensi. Guru yang memiliki kompetensi dalam memahami problematika pembelajaran. Bahwa belajar bukanlah proses untuk menjadikan siswa sebagai “ahli atau ilmuan” pada disiplin ilmu tertentu. Belajar adalah proses agar siswa dapat menemukan potensi dan jati dirinya terhadap disiplin ilmu. Dengan belajar, siswa seharusnya mendapat ruang yang lebh besar untuk menambah “pengalaman”. Siswa lebih membutuhkan ‘pengalaman” dalam belajar, bukan “pengetahuan”.

Dalam konteks inilah, guru harus memiliki kompetensi yang cukup dalam proses pembelajaran. Dukungan kompetensi guru yang memadai pada akhirnya akan meniadakan problematika pembelajaran yang bertumpu pada kurikulum dan garis besar program pengajaran. Kompetensi guru adalah titik sentral proses pembelajaran saat ini. Kompotensi guru harus berpijak pada kemampuan guru dalam mengajarkan materi pelajaran secara menarik, inovatif, dan kreatif yang mampu membangkitkan kegairahansiswa dalam belajar. Maka dengan kompetensi yang dimiliki guru layak untuk digugu.

Sikap Seorang Guru

Point yang lebih penting menjadikan guru itu ditiru adah dari sikapnya. Sekalipun sibuk mengurus sertifikasi atau kesejahteraan, guru harus memiliki sikap bangga dan patriotrik terhadap prefesi yang dipilihnya. Sikap guru yang terlalu biasa, kurang positif terhadap mata pelajaran tidak pantas terlihat pada diri siswa. Bangga mengajar mata pelajaran yang menjadi spesialisasinya adalah sikap guru yang utama. Sikap bangga inilah yang akan menjadikan guru lebih bergairah dalam mengajar sehingga dapat memberi nilai tambah, di samping proses pembelajarn menjadi menarik. Ketahuilah, sikap guru adalah keteladanan siswa terhadap mata pelajaran yang diikutinya.

Upaya membenahi sikap guru dalam mengajar menjadi sangat penting. Sikap guru merupakan cerminan kualitas dan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. 

Ada beberapa hal yang sangat penting bagi guru untuk membenahi sikap dalam mengajar adalah:
 
1. memiliki orientasi pembelajaran yang bersifat praktis, bukan teoretik, 
2. kegiatan belajar yang harus bertumpu pada siswa dalam memperoleh pengalaman, 
3. berorientasi pada kompetensi siswa yang sesuai dengan kompetensi guru, 
4. kemampuan menyederhanakan materi pelajaran, 
5. melibatkan aspek kreativitas dalam kegiatan belajar, 
6. menerapkan sistem evaluasi belajar yang dapat diukur siswa, dan 
7. memiliki metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Jika demikian, guru pantas ‘ditiru” apabila memiliki sikap dalam pembelajaran yang dapat diteladani.

Dua point diatas adalah menjadi tolak ukur mengapa guru harus digugu dan ditiru. Ulasan atau penjelasan pada tulisan ini adalah hasil pemikiran dan realita yang terjadi selama ini. Diluar sana masih banyak tulisan dan penjelasan mengenai Guru digugu dan ditiru.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel