GURU Honorer Ini Nangis di Depan Nadiem Makarim, Gajinya Rp 100 Ribu per Bulan, Ini Faktanya!

GURU Honorer Ini Nangis di Depan Nadiem Makarim, Gajinya Rp 100 Ribu per Bulan, Ini Faktanya!


Sebuah video berdurasi 1 menit viral di media sosial. 

Pada video itu, seorang guru honorer menangis di depan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim. 

Peristiwa itu terjadi saat Nadiem Makarim mengunjungi TK Negeri Pembina Lombok pada Kamis (7/10/2021) lalu. 

Guru yang bernama Asmawarni Yanti (45) mulanya sedang mengajar sepeti biasanya. 

Tiba-tiba Asmawarni langsung menangis dan menyampaikan kondisi mereka yang sebenarnya. 

Nadiem sangat terkejut dengan informasi sang guru yang hanya mendapat gaji Rp 100 ribu per bulan. 

Lebih menyedihkan lagi, pencairan gaji itu tidak rutin setiap bulan. 

Potongan video ini berasal dari akun TikTok @indonesia_maju01_ yang diunggah, Senin (11/10/2021) petang. 

Mengutip dari TribunLombok.com, Nadiem Makarim amat terenyuh dengan kejadian itu. 

”Itu menyakitkan hati saya sekali, kok bisa ya itu sampai terjadi. Kadang-kadang pembayarannya juga tidak (teratur),” ujar Nadiem, sembari menunduk. 

Sebab dia melihat murid TK juga menangis pada momen itu. 

”Jadi itu satu episode yang cukup menyedihkan, emosional,” tuturnya. 

Selaku pemegang kebijakan, Menteri Nadiem akan berupaya mencarikan solusi bagi mereka. 

Instruksikan Kepala Daerah 

Menurutnya, solusi satu-satunya saat ini hanya dengan mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

”Jalur satu-satunya PPPK, ini satu-satunya jalur yang terbaik,” tegasnya. 

Karena itu, Menteri Nadiem menginstruksikan kepada semua kepala daerah dan kepala dinas pendidikan mengisi formasi PPPK. 

Supaya guru honorer di TK Negeri terakomodasi. 

”Karena mereka bisa menjadi PPPK, tapi tidak banyak yang mengisi,” ujarnya. 

”Jadi guru TK negeri yang masih honorer, tolong masukkan sebagai formasi PPPK, ini untuk memberikan mereka kesempatan,” imbuhnya di hadapan Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri dan kepala Dinas Dikbud NTB. 

Dengan mengikutkan mereka dalam seleksi PPPK, pemerintah bisa melihat apakah mereka bisa lolos seleksi atau tidak. 

”Tapi paling tidak mereka harus berikan kesempatan. Jadi itu (PPPK) adalah solusi yang terbaik,” tegasnya. 

Solusi kedua, penambahan honor guru TK bisa diambil dari BOP PAUD. 

Dana ini sama dengan dana BOS, yang tahun lalu karena pandemi Covid-19 ditransfer langsung ke daerah. 

”Kepala sekolah merdeka untuk menggunakannya, salah satunya untuk menambah biaya guru honorer,” katanya. 

Dia berharap nanti penggunaan dana BOP PAUD juga bisa sama seperti BOS. 

”Dana ini sama dengan BOS, uang itu akan kita berikan diskresi kepada kepala sekolah untuk membantu para guru honorer,” katanya. 

Dia ingin BOP juga langsung ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel