Tips Sukses Memberi Hukuman Mendidik Pada Siswa
Pemberian hukuman adalah cara terakhir yang harus dilakukan oleh guru atau orang tua untuk menegakkan disiplin anak. Hukuman diberikan kepada anak sebagai ganjaran atas kesalahannya yang berulang, yang sebelumnya sudah diberitahu bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, pernah ditegur, serta sudah pernah mendapat peringatan supaya kesalahan itu tidak diulangi.
Hukuman yang diberikan kepada anak/siswa harus dengan cara mendidik yang dapat membentuk anak/siswa menjadi orang yang konsisten dengan sebuah perjanjian, untuk tidak mengulangnya lagi. Makna hukuman yang kita berikan kepada anak harus kita pahami bahwa hukuman bukanlah untuk memuaskan nafsu dan emosi orang tua atau guru, ketika anak berbuat kesalahan, dan setelah emosi kita luntur maka berakhirlah hukuman yang kita berikan kepada anak.
Lalu bagaimana memberikan hukuman pada anak/siswa agar hukuman tersebut bersifat mendidik dan menjadikan motivasi serta lebih berkomitmen agar tidak mengulang kesalahannya lagi. Berikut Tipsnya :
1. Gunakan hukuman dengan hemat.
Tentukan frekuensi,intensitas, dan durasi perilaku yang tepat untuk mendapat hukuman sehingga jika frekuensinya tidak mencapai standar, pemberian hukuman bisa dihindari, namun jika perilaku negatif siswa melampaui batas (frekuensi munculnya sanagat sering, durasinya lama dan intensitasnya banyak), siswa sebaiknya diberikan hukuman sesuai hal yang telah disepakati bersama awal pelajaran.
2. Jelaskan alasan anda megapa anda memberikan hukuman.
Memeberi hukuma tentunya dengan alasan, menjelaskan alasan anda mengapa memberi hukuman, dengan penjelasan yang memotivasi, bukan menyalahkan.
3. Persiapkan sebuah cara alternatif dalam meraih penguat motivasi yang positif.
Mengingat penguat motivasi positif memiliki pengaruh negatif yang lebih sedikit, para siswa harus selalu mendapatkan kesempatan untuk menerima penguat motivasi yang demikian. Menyangkut tentang saran mengenai bagaimana menciptakan sebuah penguat motivasi yang positif.
4. Anjurkan perilaku yang berkebalikan dari perilaku buruk yang dilakukan para siswa.
Misalnya, jika seseorang anak berlari kesana kemari dalam ruang kelas, tamukan sebuah solusi yang lebih berpeluang menghalangi perilaku tersebut (seperti, membaca dengan tenang), ketimbang perilaku yang mungkin bisa berkombinasi dengan perilaku buruk sebelumnya ( seperti membagi-bagikan buku bacaan).
5. Hindari hukuman fisik.
Beberepa bentuk hukuman seharusnya tidak perlu digunakan. Termasuk hukuman fisik.
6. Hindari memberikan hukuman ketika anda sedang marah atau kecewa.
Mengingat pada saat demikian anda hanya akan memeperhatikan kebutuhan anda dan tidak memperhatikan alasan para siwa anda, maka anda beresiko memberikan reaksi keras yang berlebihan.
7. Berikan hukuman pada saat perilaku buruk dimulai dan bukan pada saat perilaku tersebut selesai.
Secara umum, penelitian terhadap hewan-hewan maupun terhadap anak-anak menunjukkan fakta bahwa hukuman akan bekerja lebih efektif pada saat perilaku buruk mulai ketimbang pada saat perilaku tersebut sudah selesai.