Nadiem: Sekolah Harus Dibuka, Tidak Ada Tawar-menawar Lagi
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mendorong sekolah untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Baginya, hal tersebut sangat penting dan tak ada kompromi.
Nadiem pada dasarnya
mengaku paham akan kekhawatiran orang tua akan kesehatan dan keselamatan
anak-anaknya. Namun, risiko pembelajaran jarak jauh (PJJ), yakni
learning loss akan menghantui para generasi bangsa.
"Tentu
bapak ibu sudah pahami masa depan Indonesia sangat bergantung pada
sumber daya manusia. Sehingga tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan,
terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem dalam acara yang
disiarkan Youtube Kemendikbud RI.
Nadiem
mengaku memahami kekhawatiran guru, tenaga kependidikan, dan orang tua
terkait pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19. Namun, ia
mengatakan penundaan pembukaan sekolah bisa berdampak panjang.
Sampai
hari ini, Nadiem menyatakan kerap mendengar dan membaca langsung
keluhan anak-anak di media sosial atas keinginan segera masuk sekolah.
Menurutnya, kondisi tersebut menandakan masih banyak sekolah yang belum dibuka meski sudah didorong pemerintah pusat.
"Dengan
semua pertimbangan itu, kami upayakan pendidik dan tenaga kependidikan
jadi prioritas penerima vaksinasi Covid-19," ujarnya.
Sebelumnya, Nadiem
melaporkan baru 30 persen sekolah yang membuka opsi pembelajaran tatap
muka (PTM) terbatas. Ia pun mendorong sekolah dibuka setelah vaksinasi
guru dan tenaga kependidikan.
Panduan
PTM terbatas di PAUD, pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan
Kemendikbudristek menegaskan sekolah yang sudah rampung vaksinasi harus
melakukan PTM terbatas paling lambat Tahun Ajaran 2021/2022.
Jika
sekolah belum dapat memenuhi ketentuan tersebut, pembelajaran di satuan
pendidikan masih diperbolehkan mengikuti SKB 4 Menteri yang diterbitkan
pada 30 Maret 2021 terkait Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa
Pandemi Covid-19.