Ikatan Guru Indonesia Mendesak Kemendikbud Agar Semester Genap Dilaksanakan Pada Maret 2021
Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menyerahkan keputusan belajar tatap muka kepada daerah, menuai polemik.
Apalagi kasus Covid-19 di Indonesia dalam satu bulan terakhir terus
menunjukkan peningkatan.
Sejumlah
daerah juga mulai mengevaluasi rencana belajar tatap muka. Namun
sebagian daerah lagi masih tetap ingin menggelar belajar tatap muka di
semester genap pada Januari 2021.
Menyikapi
hal itu, Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta Kemendikbud untuk
menggeser awal semester genap dari Januari ke Bulan Maret 2021. Ketua
Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim menyebut sejumlah alasan yang mendasari
usulan tersebut.
"Melihat
perkembangan terakhir Covid-19 dan simpang siur soal vaksin maka IGI
meminta agar Kemendikbud mengubah keputusan menyerahkan ke pemerintah
daerah dan orangtua menjadi menggeser semester genap ke Maret 2021 dan
mengosongkan seluruh aktivitas pendidikan di bulan Januari dan
Februari," ungkap Ramli kepada Tribunnews.com, Rabu (23/12/2020).
Dua
bulan kekosongan tersebut, kata Ramli, dapat dimanfaatkan untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan mengajar para pendidik di tengah
pandemi Covid-19.
"Berikan kesempatan kepada seluruh guru di seluruh Indonesia untuk selama dua bulan fokus pada peningkatan kualitas diri."
"Agar
mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan baik
dalam format PJJ (pembelajaran jarak jauh) maupun dalam format tatap
muka," ungkapnya.
Kemendikbud,
kata Ramli, tak bisa lagi berasumsi 'biarlah sambil jalan'. "Karena
realitasnya Kemendikbud sudah berulang kali gagal dengan prinsip itu,"
ujarnya.
PJJ Gagal
Adapun
Ramli mengibaratkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bak mobil mogok. Anak
didik disebut berpotensi semakin dirugikan dengan terus berlangsungnya
PJJ yang dinilai gagal.
"Kegagalan
PJJ yang diakui sendiri oleh Kemdikbud sesungguhnya ibarat mobil tua
yang sedang mogok, onderdilnya bermasalah, diajak menanjak sudah tidak
kuat, di jalan bergelombang pun makin repot," ungkap Ramli.
Tetapi,
lanjut Ramli, Kemdikbud malah membuka ruang untuk tetap memaksakan
mobil mogok itu tetap berjalan dan menyiksa sebagian besar penumpang
yang ada di atasnya.
"Kemdikbud
sebagai regulator terus membiarkan mobil mogok ini menanjak dan
berpotensi untuk mundur dan jatuh ke jurang," ujarnya.
Melihat
situasi dan kondisi terakhir Covid-19, Ramli menyebut pihaknya tidak
yakin sepenuhnya akan banyak pemerintah daerah berani membuka sekolah di
bulan Januari 2021. "Apalagi dengan rekor pertambahan yang terus
terjadi."
"Jika
pun ada Pemda yang berani buka sekolah, maka ketika ada serangan baru
yang menimpa anak didik ataupun guru maka hampir bisa dipastikan
pembelajaran akan kembali ke rumah," ungkap Ramli.
Sehingga, Ramli menyebut situasi ini akan terus terjadi tanpa perbaikan sama sekali.
Sebelumnya
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, keputusan pembelajaran semester
genap pada tahun akademik 2020/2021 ada di tangan pemerintah daerah
(pemda), komite sekolah, dan para orangtua.
Dilansir
Kompas.com, di tangan ketiga pihak itu, sekolah masing-masing daerah
bisa menentukan belajar tatap muka atau masih belajar dari rumah.
"Keputusan
ada di pemda, komite sekolah, dan orangtua. Mereka yang menentukan,
bukan SKB menteri lagi, jadi pemda bisa memilah yang lebih detail,
sekolah mana saja yang sudah bisa belajar tatap muka atau tidak," ungkap
Nadiem dalam acara press conference secara daring, 20 November 2020
lalu.
Nadiem
mengatakan, bila pemda dan komite sekolah masing-masing daerah
memutuskan peserta didik melanjutkan pembelajaran dari rumah secara
penuh, maka daerah itu tidak boleh melaksanakan belajar tatap muka.
Adapun
daerah yang sudah siap belajar tatap muka, lanjut dia, maka harus
mempersiapkan segala kesiapan agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar
dan baik. Nadiem menegaskan, belajar tatap muka memang diperbolehkan,
tetapi tidak diwajibkan karena masih masa pandemi Covid-19.
"Pada
zonasi risiko atau zona merah, maka tidak ada pemberian izin belajar
tatap muka untuk semester genap tahun akademik tahun 2020/2021 atau
mulai di Januari 2021," ungkap dia.