Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Tanpa Guru Kita Bukan Apa-apa
Sososk guru adalah ditiru dan digugu ungkapan ini yang sering terdengar dan diucapkan. Ungkapan guru sebagai orang yang bisa digugu dan ditiru maknanya amatlah dalam. Digugu memiliki arti dipercaya atau dipatuhi, sedangkan ditiru berarti diikuti atau diteladani. Sudah sepatutnya seorang guru memiliki dua hal tersebut.
Segala penyampaian dari guru haruslah sebuah kebenaran yang menumbuhkan keyakinan kepada setiap yang mendengarnya, dan segala tingkah lakunya haruslah menjadi contoh bagi setiap yang melihatnya.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka tidak pernah lelah memberikan ilmu kepada anak didiknya. Mereka telaten dan sabar dalam mendidik dan mengajar anak didiknya. Keiklasan itulah sifat guru. Mereka selalu legowo dalam mendidik dan memberikan ilmunya. Tak pernah mengeluh walaupun mereka letih dan lelah.
Mereka selalu pandai berekting, berekting disini maksudnya adalah seperti saat mereka ada masalah saat di rumahnya mereka tidak membawa-bawa masalah itu kesekolah saat mereka mengajar mereka tidak menampakkan kesedihan, kemarahan dsb. Akan tetapi mereka tetap profesional dalam mengajar dan mendidik siswa siswinya.
Profesi guru bukanlah profesi yang mudah, mereka tidak hanya memberkan ilmu pengetahuan kepada siswa siswinya. Mereka juga harus mampu mendidik siswa agar menjadi siswa dan siswi yang berbudi luhur dan berahklakul karimah.
Tidak hanya itu saja profesi guru juga merupakan pekerjaan yang menanggung beban yang sangat berat, seperti jika guru memiliki kesalahan dalam mengajar dan mendidik itu akan berdampak sampai saat mereka dewasa.
Tanpa Guru Kita Bukan Apa-apa
Guru ibarat petunjuk, pelita, dan segala perbekalan untuk mempersiapkan kita menghadapi kemungkinan terburuk. Tanpa guru, bisa apa kita? Tanpa guru, mungkin tidak akan ada profesi dokter. Tanpa guru, mungkin tidak akan ada profesi ilmuwan. Tanpa guru, mungkin Bapak tidak bisa berdiri di podium ini, berpidato di depan kalian.
Tanpa guru, mungkin kalian tidak akan ada di sini. Ketika memilih menjadi guru, Bapak sadar pekerjaan ini tanggung jawabnya besar. Pekerjaan lain biasanya butuh 8 jam sehari, tapi menjadi guru berarti bersedia menyerahkan 24 jam 7 hari. Mendidik anak tidak ada jam kerjanya, selalu siap dimanapun dan kapanpun.
Saat jam sekolah, kita mengajarkan kalian berbagai pelajaran. Sepulang sekolah, setiap tindakan kita tetap harus bisa jadi teladan. Kalau guru tingkahnya tidak baik, apalagi muridnya.
Jadi coba bayangkan kalau dunia ini tanpa guru?
Salam Satu Guru Satu Pendidikan