Ibu Guru di Sukabumi Lumpuh Setelah Vaksinasi ke Dua
Seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat, bernama Susan disebut mengalami kelumpuhan usai menjalani vaksinasi Covid-19 kedua. Ia kini masih menjalani rawat jalan setelah sekitar tiga pekan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
Adik Susan, Yayu mengatakan kakaknya menjalani vaksinasi dosis kedua pada 31 Maret.
"Pertama
setelah divaksin itu tangannya mengeluarkan darah agak banyak, tidak
berhenti. Lalu pusing, mual, lemas. Terus disuruh istirahat dulu,
didudukin di kursi. Itu masih di lokasi vaksin," kata Yayu dikutip dari
CNNIndonesia.com, Kamis (29/4).
Ia mengatakan saat itu keluhan Susan tidak membaik. Kakaknya itu justru merasa sesak, penglihatannya kabur, dan tangannya kaku.
Susan pun dibawa ke Rumah Sakit Palabuhanratu, Sukabumi. Saat itu, diagnosis dokter menyatakan bahwa Susan memiliki autoimun.
Tidak
lama dirawat di RS Palabuhanratu, Susan lalu dirujuk ke RSHS Bandung.
Ia dirawat selama tiga pekan di rumah sakit tersebut." Keluar tanggal 23
April. Sekarang sudah di rumah, tinggal rawat jalan saja seminggu
sekali. Tapi kondisinya masih belum bisa melihat dan belum bisa jalan.
Pandangan buram. Waktu di RSHS malah sempat blank pandangannya," kata
dia.
Menurut
Yayu, Susan tidak memiliki penyakit bawaan. Ia juga menyebut, selain
pada vaksinasi kedua ini, kakaknya sempat mengalami efek usai menjalani
vaksin yang pertama. Namun saat itu efek yang dirasakan hanya mual dan
lemas.
"Vaksin
pertama kata teteh ada efek, mual sama pusing, lemas, cuma waktu
screening sebelum vaksin kata petugasnya itu efek biasa. Emang ada efek
itu," kata dia.
Dihubungi
terpisah, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa peristiwa itu tengah didalami oleh
Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Barat.
"Ini mungkin masih ditangani Komda KIPI Jawa Barat ya. Kita tunggu aja lebih lanjut," kata Nadia.
dikutip
dari news.detik.com. Ketua Pokja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Kabupaten Sukabumi Eni Haryati melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19
Andi Rahman mengatakan hal itu sudah dalam penanganan oleh pihak KIPI.
"Kasusnya
sudah ditangani oleh para ahli di RSHS. Apakah penyakit diderita ibu
Susan berhubungan dengan vaksin atau tidak, masih dalam penelitian atau
investigasi para ahli di KOMDA KIPI Jawa Barat maupun KOMNAS KIPI," ujar
Eni.